Sabtu, 10 Maret 2012

Tentang Pemilu Raya Keluarga Mahsiswa ITB

 

ITB adalah sebuah perguruan tinggi yang berkewajiban menjalankan perannya sebagai lembaga pendidikan, lembaga penelitian ilmiah, dan lembaga pengabdian kepada masyarakat demi mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia. Mahasiswa ITB sadar akan peran, potensi, dan posisinya bertekad untuk belajar,berkarya, dan berjuang untuk bangsa. Untuk mewujudkan hal itu mahasiswa ITB berhimpun dalam sebuah organisasi kemahasiswaan yang disebut Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (KM ITB).

Dalam sebuah organisasi pasti ada pergantian kepengurusan, begitu juga dengan KM ITB. Salah satu dari upaya tersebut adalah pemilu. Dengan adanya pemilu diharapkan akan ada seseorang yang berhak melanjutkan perjuanagan membawa perubahan-perubahan baru yang lebih baik dan berhak didahulukan untuk memimpin meraih tujuan-tujuan KM ITB.

Kabinet KM ITB merupakan badan eksekutif pelaksana program di tingkat pusat. Tugas utamanya adalah mendinamisasi kampus melalui pencerdasan dan pemberdayaan mahasiswa di tingkat bawah. Mengingat pentingnya tugas kabinet KM ITB dalam mewujudkan tujuan-tujuan KM ITB, kongres KM ITB yang merupakan perwujudan dari kedaulatan tertinggi di KM ITB memutuskan untuk memilih ketua kabinet KM ITB dengan sistem pemilu raya.

Pemilu raya dipilih agar dapat mendekatkan keseluruhan massa kampus dengan para kandidat, mengeliminasi sekat-sekat antar jurusan, memperkuat rasa kepemilikan massa kampus atas organisasi kemahasiswaan terpusat, dan mencegah terhambatnya hak untuk memilih dan dipilih akibat batasan-batasan jurusan.

Untuk memujudkan pemilu raya KM ITB yang baik dibutuhkan:

1.      Partisipasi yang baik dari massa kampus. Pasrtisipasi yang baik di sini mungkin dapat diungkapkan dengan "Lugas dalam Persatuan, dan Cerdas dalam Menentukan"

2.      Panitia pelaksana yang maksimal dalam menjelaskan tugasnya.

3.      Kerjasama dari para kandidat, tim promotor, dan tim sukses untuk tidak melakukan perilaku-perilaku yang dapat mengotori keberjalanan pemilu

Saat ini, KM ITB mulai kehilangan kepercayaan dari anggotanya, entah karena kinerja organisasi kemahasiswaan itu kurang baik dan kurang "merakyat", atau memang karena anggotanya sudah tidak mau, tidak peduli lagi dengan kemahasiswaan. Yang jelas di KM-ITB saat ini, dapat terlihat bahwa massanya kurang antusias dengan yang namanya organisasi kemahasiswaan terpusat (kabinet), selain itu rasa kepemilikan terhadap KM-ITB pun semakin luntur, mungkin karena di kehidupan sehari-harinya tidak dapat terlihat kebermanfaatan KM-ITB, kabinet, Kongres, yang terlihat hanyalah kebermanfaatan dari HMJ dan UKM. Jika hal ini terus terjadi maka keberjalanan pemira, dan agenda-agenda lain di KM-ITB akan kekurangan antusias, KM-ITB hanya milik orang-orang tertentu saja.

Hal-hal di atas tidak boleh dibiarkan, karena jika nantinya organisasi kemahasiswaan ITB hilang, nilai-nilai luhur organisasi tersebut tidak tersampaikan kepada generasi berikutnya, itu adalah dosa kita, karena kita telah membiarkan itu hilang. Oleh karena itu, di momen pemira KM-ITB nanti, mari kita tumbuh dan kembangkan semangat, rasa memiliki, peduli KM-ITB. Kabinet, Kongres harus memberikan kebermanfaatannya kepada massa kampus. Panitia pelaksana melakukan hal-hal yang dapat memberikan info, memanaskan kampus dengan isu-isu ini, melalui media propaganda, publikasi, misalnya buletin tentang pemira KM-ITB, kuesioner yang dapat memberikan efek pencerdasan dan pemanasan pemira, dan roadshow ke himpuna-himpunan, dan unit-unit, pokoknya rasa 1 KM-ITB itu terasa oleh segenap massa kampus.