Pada kemana kok gak ada yang posting?
Indra malah posting aneh2...
Sorry dra, postingan aneh2mu udah aku delete. Posting yang bagus dra. Jangan iklan yang kamu postingin..
Gimana kabar kalian di sana?
"You are what you think" dalam "Limit" dan "Border"
"You are what you think". Kamu adalah apa yang kamu pikirkan. Pandangan kita terhadap ihwal diri kitalah yang akan menjadi kenyataan untuk kita. Baik itu masalah keberhasilan ataupun kegagalan dari berbagai usaha pencapaian hidup.
Hal senada juga diungkapkan oleh Stephen R. Covey dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People bahwa kita melihat dunia, bukan sebagaimana dunia apa adanya, melainkan sebagaimana kita adanya atau sebagaimana kita dikondisikan untuk melihatnya. Jadi, dunia masa depan semuanya tergantung dari bagaimana kondisi dan kemampuan kita dalam menyambut kedatangannya. Terkait kondisi dan kemampuan dalam usaha menapaki mimpi, saya teringat pada seseorang yang mengaitkannya dengan konsep "limit" dan "border". Apa hubungannya dengan dua kata itu?? jujur, saya pun bertanya-tanya, tapi syukurlah allah memberikan jalan bagi pikiran saya untuk menelaahnya, dan semoga hal itu mampu mengubah saya dan sahabat…..
Limit dan border jika hanya dilihat secara kasat mata memang hanya sebuah kata sederhana. Limit hanya berarti "batas" dan border dengan "perbatasan". Sederhananya, Batas merupakan sesuatu yang memang tidak bisa kita lampaui. Sedangkan perbatasan adalah sesuatu yang harus kita lewati.
Tapi, tahukah sahabat? Bahwa dua kata ini memiliki makna yang tidak sesederhana makna kamus belaka, lebih dari itu keduanya memiliki makna yang mendalam dalam diri kita…
Coba kita perhatikan orang-orang yang kita idolakan. Saya sendiri misalnya, saya seorang penggemar sastra, dan sangat mengidolakan pramodya ananta toer dan asma nadia. Orang-orang besar seperti mereka adalah orang yang mampu melintasi perbatasan mereka sendiri. Tak ada kesuksesan yang datang sendiri bukan?, hanya dengan perjuangan dan doa lah allah akan mengirimkan kesuksesan itu untuk kita.
Melintasi perbatasan diri sendiri erat kaitannya dengan perjuangan. Nah… hal ini yang cukup berat tuk dijalankan, termasuk bagi saya…. Jujur, saya sendiri masih sering dihinggapi rasa malas, dan tetap enjoy dengan kehadirannya… selain itu, juga sering hadir sikap suka menunda sesuatu. "Ah… masih ada hari esok.." kalimat itu yang sering hadir dalam benak saya ketika hendak membuat suatu karya, dan akhirnya…. Karya itupun gak pernah ada yang terwujud. Klopun terwujud mungkin masih akan lebih bagus jika saya langsung menuliskannya ketika inspirasi itu datang. Huhft…. Sifat yang buruk memang…
Kita juga seringkali menciptakan batas bagi kemampuan kita sendiri. Kita meyakininya sebagai garis yang yang tidak mungkin kita lintasi. Padahal, sejatinya ia adalah perbatasan, sesuatu yang mestinya kita ciptakan untuk suatu saat kita lampaui. Memang selalu ada batas untuk kemampuan kita, tetapi barangkali kita tidak pernah dan tidak perlu tahu di mana batas itu. Kadang-kadang kita gagal mengembangkan diri lantaran terlampau yakin bahwa kita sudah sampai di garis batas. Berangkat dari pengalaman saya sendiri saja, dulu pas sma saya sangat lemah dan kesulitan dalam segala mata pelajaran, khususnya fisika. itu karena saya dulu menciptakan batas yang terlalu sempit untuk kemampuan saya. "aku gak bisa" "aku gak ada bakat disini" dan saya juga berpikir bahwa saya tidak akan bisa menjadi seperti teman-teman saya yang menguasai bidang ilmu itu. Padahal sebenarnya, tepat pada saat saya berpikir semacam itu, sesungguhnya saya telah menetapkan batas yang mengungkung dan mengerdilkan diri saya sendiri.
Dan syukurlah allah mempertemukan saya dengan orang yang menyadarkan dan menginspirasi saya. Allah tentu tidak ingin saya dan umatnya yang lain berlama-lama berada dalam ranah ini.
Hingga saat ini saya senantiasa berupaya meyakinkan diri saya bahwa hari ini kita belum mencapai batas akhir kemampuan kita. Oleh karenanya, kita harus senantiasa beribadah, belajar, dan berlatih. Karena dalam beribadah kita menjadi sadar bahwa kita bisa lebih baik dari hari ini. Dalam belajar, kita menjadi yakin bahwa kita bisa lebih cerdas dari hari ini. Dalam berlatih, kita menjadi tahu bahwa kita bisa lebih terampil dari hari ini.
Teruslah bermimpi sahabat,,, teruslah berkarya. berpikirlah positif terhadap masa depan, janganlah takut membentangkan permadani mimpi seluas samudera, karena dengan bermimpilah kita bisa memiliki masa depan. Dan yakinkan diri bahwa kita bisa menggapainya, karena keyakinan adalah sebagian dari kenyataan. Keyakinan adalah pijakan awal kita dalam langkah menapaki perjalanan mimpi. Tanpa mimpi, tak akan ada yang namanya masa depan. Dan tak ada keyakinan, juga takkan ada mimpi itu di masa depan. Semoga mentari esok masih bersinar saat waktu mempertemukan kita dalam kesuksesan mimpi....;)
Untuk kekasihku tersayang, Indonesia
Namaku Abdullah Zuhud, aku hanyalah seorang mahasiswa yang sebenarnya bisa dikatakan " ansos ", tidak pernah mau mengerti, acuh kepada permasalahan yang ada di kampus, apalagi padamu. Yah, sering memang aku sok – sok an kepada kawan - kawan kalau aku tau dan peduli dengan masalah – masalah yang ada di kampus dan padamu, padahal tidak. Aku hanya ingin dianggap aku adalah orang pintar, nasionalis, dan berbakat untuk jadi orang sukses yang bisa membuat dirimu tersenyum. Yah, begitulah diriku, tak banyak yang bisa dikatakan, tak banyak yang bisa diandalkan. Aku lebih memilih main "game" atau belajar atau jalan – jalan ke " mall " atau nongkrong di facebook, YM, twiter atau juga nongkrong di kampus, ngobrol sama teman - teman tentang rencana " hang out " dan" having fun ", daripada mengetahui berita - berita tentangmu dan mengkaji masalah – masalah tentangmu, untuk bisa mendapatkan solusi untukmu. Ow ya, aku lupa, aku juga sering bohong, sering bertindak semauku sendiri yang penting aku senang. Mungkin orang - orang seperti akulah yang menyebabkan dirimu seperti sekarang ini, penuh dengan kesedihan dan tangisan.
Waduh, aku jadi teringat masa lalu, saat hati bergetar, tubuh merinding, bahkan mata menangis, mendengarkan lagu – lagu darimu, olehmu, untukmu, dan semua tentangmu. Apalagi yang satu ini
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Banyak orang – orang yang lupa makna dari lagu ini, lagu para pejuang bangsa, pemacu semangat anak muda dan tua, pemersatu dirimu. Lagu yang membuat semua yang ada pada dirimu memberikan kejayaan untukmu.
Mungkin yang sedang membaca tulisan ini telah melewatkan untuk membaca lagu dari hati nuranimu, oleh hati nuranimu, dan untuk hati nuranimu ini.
Sekarang tak ada lagi kebanggaan padamu, tak ada lagi kecintaan padamu, tak ada lagi kepedulian padamu. Sebagian besar yang ada padamu lupa padamu, mereka hanya ingin kesenangan, kekayaan, kekenyangan, ketenangan, kepintaran, keadilan, dan kemakmuran untuk mereka dan keluarga mereka sendiri, tak pernah membantu, memikirkan, bahkan melihat yang lain pada dirimu, yang penuh dengan kesedihan, kesengsaraan, kepedihan, kelaparan, kebodohan, kekhawatiran, ketidakadilan, dan kemiskinan.
Ow ya, aku punya pesan untuk semua yang ada pada dirimu, terutama orang – orang yang merasa tersindir dengan pesan ini. Mungkin pesan ini sudah banyak di dengar oleh kebanyakan orang, tapi aku ingin berbagi denganmu.
Jangan pernah adakan pesta dan hura – hura
Tanpa teringat rakyat jelata yang sengsara
Pesta tak perlu diadakan
Karena pastinya, uang yang dikeluarkan
Rakyat jelata bukan orang yang terbuang
Mereka butuh makan dan kasih sayang
Semoga semua ini bisa diterima, dipahami, diresapi, olehmu. Sehingga dirimu dapat kembali tersenyum untukku dan semuanya.
Aku Indonesia, Kamu Indonesia, Mereka Indonesia, Kita Semua Indonesia
Aku cinta diriku, Aku cinta kamu, Aku cinta mereka
Aku Cinta Indonesia
Dari orang yang pernah mengacuhkanmu dan mencintaimu
ABDULLAH ZUHUD
Nama kita yang Einstein, gak bisa lepas sama tokoh Bapak Fisika Modern, Albert Einstein.
Cuma buat info aja, beberapa waktu lalu heboh kabar kemunculan (mirip) Einstein ini di Iran.
Gambar original di up load oleh penonton berita rekaman yang disiarkan China Central Television (CCTV).
Gambar yang ada kakek-kakek rambut jibrak putih n kumisan tebel itu sekilas emang mirip banget ya ma einstein, ilmuwan yang meninggal pada 18 April 1955.
Kabar ini sempat rame kemana-mana, walopun aku disini baru denger, hehehe
Di beberapa forum banyak dibahas, ada salah satunya yang becanda komentar kalo kan udah jelas Einsten jenius maknyus, jadi kemungkinan Einstein buat mesin penjelajah waktu, dulu... trus make itu ke era sekarang. Mmm...aku merinding, kemungkinannya masuk akal...
tapi foto yg cuma secuil gitu, dandanan kayak einstein bisa terlihat mirip...bisa ditiru siapa aja...gak tau.